Burung pipit termasuk jenis hama yang cukup meresahkan petani padi. Hal ini karena hama burung pipit akan memakan biji atau bulir padi sehingga menyebabkan petani mengalami kehilangan 30—50 persen hasil produksi. Burung akan menyerang tanaman yang sudah berumur 70—80 hari, saat bulir-bulir padi terisi.
Hal yang cukup meresahkan lainnya dari hama burung pipit ialah mereka secara bergerombol akan memakan tanaman padi dari pagi sampai sore. Oleh karena itu, burung pipit termasuk salah satu hama yang cukup mengkhawatirkan. Ada beberapa cara yang biasa digunakan petani untuk mengendalikan hama pemakan bulir padi yang masih muda ini, simak ulasan berikut ini.
Menanam tanaman berwarna mencolok
Pada umumnya burung pipit tidak menyukai warna-warna yang mencolok, seperti warna kuning. Oleh karena itu, petani bisa menghalau serangan hama ini dengan menanam bunga matahari atau tahi ayam. Bunga tersebut dapat ditanam di pematang sawah sebagai pembatas (border). Dengan begitu, burung akan enggan mendekat ke tanaman padi.
Benda-benda mengilap
Sama seperti warna mencolok, burung pipit juga tidak suka dengan benda-benda yang mengilap. Oleh karena itu, hama burung bisa diusir dengan menggunakan benda-benda yang mengilap, seperti plastik atau bekas piringan cakram (CD audio/video).
Biasanya, petani menancapkan kayu setiap 5 meter atau disesuaikan dengan kondisi lokasi. Pada kayu tersebut akan diikatkan plastik mengilap yang akan memantulkan sinar matahari yang datang. Sayangnya, cara ini memiliki kelemahan, yakni saat cuaca mendung, pagi, dan sore hari plastik tidak bisa memantulkan cahaya matahari.
Jaring perangkap
Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan menggunakan jaring khusus untuk menangkap burung, petani biasanya menggunakan jaring bekas menangkap ikan. Jaring tersebut ditancapkan pada beberapa kayu atau bambu di pematang sawah. Namun, cara ini membutuhkan biaya yang besar karena petani membutuhkan banyak jaring untuk melindungi lahan sawah yang cukup besar.
Jengkol
Aroma jengkol yang tidak disukai oleh burung pipit dimanfaatkan oleh petani untuk mengusir hama tersebut. Cara penggunaannya cukup mudah, petani akan merendam jengkol selama beberapa hari hingga air rendamannya mengeluarkan aroma jengkol yang menyengat. Setelah itu, air rendaman jengkol tersebut akan dimasukkan ke botol, kemudian botol tersebut diletakkan di beberapa sudut sawah atau disemprot ke tanaman padi.
sumber: https://www.pertanianku.com/cara-pengendalian-hama-burung-pipit-yang-sering-digunakan-petani-padi/
SID#Santua